Tingginya aktivitas gangster di Kabupaten Jombang saat ini menjadi perhatian yang serius. Jumlah korban dari tindakan brutal mereka cukup banyak. Geng yang biasanya terdiri dari remaja ini mengganggu ketenteraman masyarakat karena mereka sering melakukan konvoi dengan kendaraan bermotor dan menunjukkan senjata tajam.
Munculnya konvoi yang menunjukkan senjata tajam, teror, dan serangan brutal yang sering kali menargetkan warga yang tidak bersalah menjadi indikasi bahaya di Kota Santri. Perilaku gangster yang tidak biasa dan cenderung bermasalah ini mencerminkan upaya pencarian identitas anak muda yang terhubung dengan tindakan kriminal. Hukum memiliki kemampuan untuk memberikan sanksi yang sesuai terhadap tindakan kriminal yang dilakukan.
Namun, apakah ini benar-benar akan memberikan efek jera dan menjadi teladan bagi generasi muda lainnya yang bertindak menyimpang? Provokasi dari konten-konten yang menyimpang di media sosial semakin meningkatkan dorongan bagi anak muda untuk membuktikan diri mereka melalui aktivitas kelompok yang liar. Joko (40), seorang warga Jombang yang memiliki anak berusia SMP, mengakui mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilaku anaknya.
Ketika Joko berusaha melarang anaknya untuk pergi keluar di malam hari, ia malah mendapatkan teriakan balik. "Pernah mencoba untuk melarang agar tidak keluar malam, karena besok pagi harus sekolah." "Alih-alih patuh, saya justru dimarahi," ucapnya pada Jumat (01/11/2024). Siti (37), penduduk Kecamatan Peterongan, mengalami pengalaman serupa. Ia telah berulang kali memperingatkan anaknya untuk tidak pergi keluar di malam hari, terutama setelah mengetahui bahwa anaknya telah mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok di usia muda. “Anak saya sudah mulai merokok sejak di SD, dan saat masuk SMP, kebiasaan itu semakin tidak terkontrol.” Dalam sehari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dan setiap hari juga minum alkohol.
"Siti menjelaskan bahwa ia pulang paling larut sekitar jam 2 pagi dalam keadaan mabuk. Akibat dari gaya hidup yang tidak sehat, anaknya didiagnosis menderita bronkitis." Ia sudah tidak dapat lagi mengonsumsi rokok atau minuman beralkohol. "Sekarang anak saya tidak bisa merokok lagi, apalagi minum alkohol.
" Kemarin, dia dirawat di rumah sakit di Jombang selama beberapa hari. "Anakku terus menangis dan mengeluh sesak di dadanya," kata Siti. Ia mengaku bahwa anaknya pernah terlibat dengan kelompok gangster di daerahnya, namun sudah berhenti setelah mengalami masalah kesehatan pada paru-paru. "Wow, sepertinya ini waktu yang sangat tepat, dulu saya pernah bergabung dengan geng yang membawa senjata tajam." "Untuk saat ini, saya berhenti karena sakit, dan saya bersyukur," jelasnya.
Posting Komentar